Thursday, July 26, 2007

Fatah Masuk Desa (2) : Dialog PEduli MasyaraKAT *DEKAT*

Seminggu setelah si Derry *tetangga saya* mengajak jalan-jalan ke Desa-desa, kali ini si Derry mengajak saya untuk menghadiri sebuah kegiatan (acara) yang bernama Dialog Peduli Masyarakat (DEKAT) , kegiatan ini bertemakan “Pembangunan Daerah Melalui APBD 2007 ” agar berat memang temanya ^_^;;

Tapi berhubung saya lagi tertarik tentang apapun yang ada hubungannya dengan Aceh ! saya pun memaksakan diri untuk ikut bersama beliau, acaranya berlangsung di Desa Lamtheun Kec. Darul Imarah – Aceh Besar, pokoknya daerahnya bener-bener ndeso banget ! banyak rumah-rumah Aceh juga, banyak hewan-hewan berkeliaran seenaknya, banyak pohon-pohon rindang, pokoknya bener-bener percampuran antara Hutan dengan Desa ditambah Kotanya sedikit *kebayang ngga ?*

Pembawa materi dalam acara itu adalah Bpk. Zulkarnainm M. Isa, beliau adalah Sekretaris Komisi B Bidang Perekonomian dari Fraksi PKS, Dialog ini berlangsung dengan menggunakan 100 % bahasa Aceh, tetapi itu tidak membuat saya khawatir, berhubung selama 7 bulan ini saya selalu giat belajar Bahasa Aceh, jadinya saya pun bisa mengerti 90 % dari materi yang disampaikan !

Kira-kira Inti materi yang disampaikan Bang Zul adalah seperti ini nih :

Sekilas tentang APBD 2007
APBD itu adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja untuk Pembangunan Desa-desa di seluruh Aceh, untuk di Aceh Besar sendiri dana APBD adalah sekitar sebesar 500 milyar ! yang dialokasikan 50 % nya adalah untuk gaji para pegawai negeri, dan 50 % lainnya untuk pembangunan di Gampong-Gampong (desa-desa).

APBD Gampong
Rencananya kedepan ! APDB Daerah yang menggunakan sistem Top-Down akan coba sedikit demi sedikit dihilangkan melalui penerapan APBD Gampong, maksudnya Rancangan Anggaran tidak lagi Top-Down, tapi Buttom Up (dari bawah ke atas), jadi tiap-tiap Gampong, akan merancang keperluan Gampongnya masing-masing, setelah itu akan dibawa ke atas ke Lembaga-Lembaga diatasnya hingga sampai Gubernur, sehingga diharapkan APBD Daerah adalah betul-betul keperluan-keperluan pembangunan yang ada dibawah (desa).

Namun jika memang nantinya dana dari APBD terbatas, maka akan ada prioritas-prioritas tertentu, misal dalam satu Gampong ada rencana utk pengaspalan dan jembatan, trus jika memang Gampong lebih memprioritaskan Jembatan, maka akan dibuat jembatan terlebih dahulu sebelum pengasplan.

Muspangdes
Untuk merancang APBD Gampong, tiap-tiap desa (gampong) musti melakukan musyawarah terlebih dahulu, musyawarah itu dikenal dengan sebutan Muspangdes (Musyawarah Pembangunan Desa) *emg org Indonesia jago banget bikin singkatan!*

Kemandirian Gampong
Diharapkan dengan adanya Muspangdes, nantinya akan timbul Kemandirian Gampong yang bisa membuat perkembangan dan pembangunan tiap-tiap Gampong menjadi semakin cepat ! untuk itu, pembangunan desa (gampong) tidak hanya menjadi tugas PEMDA saja ! peran serta aktif masyarakat pun menjadi elemen vital terhadap perkembangan Gampong-Gampong di Aceh !

Peranan Kheucik
Salah satu elemen masyarakat yang sangat penting dalam mensukseskan Muspangdes adalah para Khuecik *sebutan bagi kepala desa* Khecik akan sangat diharapkan sebagai penggerak pembangunan di desa-desa (gampong). Karena merekalah yang paling faham akan desa-desa yang dipimpinnya.

Belum cukup hanya Rencana
Walaupun terlihat rencana pemerintah begitu baik ! namun pada akhirnya implementasi dari itu semualah yang paling menentukan. kalo istilah politiknya tuh "Political Will" nya ! harus Mantab ! Saya sih cuma bisa berharap dan berdoa agar para elit-elit pemerintahan bisa betul-betul bekerja untuk membenahi Aceh !

AYO BENAHI ACEH !! ^_^;;

Sunday, July 22, 2007

Fatah Masuk Desa (1) : Silaturahim ke Desa-desa !

Sekitar 2 minggu yang lalu, sehabis selesai melaksanakan sholat Ashar di Masjid Al-Hidayah Keutapang, tiba-tiba saja tetangga Saya *Derry* ‘menculik’ Saya, alias minta ditemenin jalan-jalan *dengan motor*, waktu itu Saya ngga tau mau diajak kemana ? tapi berhubung Derry bilang “Pokoknya kita jalan-jalan ke Desa-desa!” tanpa banyak berpikir lagi, langsung saja Saya meng-iyakan tawarannya si Derry.

Ketika dalam perjalanan si Derry pun bercerita tentang alasannya berkunjung ke Desa-Desa, alasannya yaitu, kebetulan organisasinya si Derry sebuah LSM bernama Darul Qiradh baru saja mendapatkan dana bantuan dari BRR untuk program kredit tanpa bunga bagi para perempuan-perempuan Aceh *khususnya bagi yang punya usaha kecil* besar bantuannya, maksimal 2 juta per orang, dan dana itu harus dikembalikkan selama 6 bulan dengan model cicilan perminggu ! tentunya disertai training-traning kewirausahaan. Setelah selesai 6 bulan, uang-uang yang sudah dikembalikkan, rencananya akan digilir ke desa-desa lain ! *istilahnya Pinjaman Bergilir*

Jadi, itulah sebabnya si Derry pergi ke Desa-Desa dengan maksud untuk menemui Pak Kheucik *sebutan untuk kepala desa* untuk meminta Pak Kheucik mendata siapa-siapa saja yang tertarik dengan program ini.

Untuk tahap pertama, programnya hanya untuk 4 desa dulu ! soalnya kalo kata si Derry, di Kec. Darul Imarah *kecamatan saya* itu terdapat 32 desa ! karena saking banyaknya Desa-Desa di Kec. Darul Imarah, si Derry pun langsung bilang ke Saya “Bisa dibilang, Kec. Darul Imarah itu ukurannya hampir sama dengan Banda Aceh !” *waduh gede juga ya!*

Empat desa dan Empat kheucik yang akhirnya saya kunjungi yaitu adalah Desa Ulee Tuy, Desa Ulee Lung, Desa Gampong Kandang, dan Desa Lamtheun.

Yang menarik dari perjalan ke Desa-Desa di Kec. Darul Imarah – Aceh Besar, adalah Saya bisa melihat-lihat pemandangan yang sangat jauh sekali dari Banda Aceh, disana banyak rumah-rumah Aceh yang terbuat dari kayu, banyak jalan-jalan yang belum diaspal, banyak sawah-sawah, banyak hewan-hewan ternak, banyak pohon-pohon rindang, pokoknya ndeso banget deh ! dan juga tidak ketinggalan, udara yang sangat sejuk dan bebas dari polusi.

foto ini, adalah foto rumah Aceh yang sudah hampri ambruk ! dan akan Insya Allah nantinya akan diperbaiki oleh Muslim Aid *salah satu bantuan Muslim Aid*

3 hari sesudah
3 hari setelah kunjungan ke desa-desa, saya pun diajak kembali oleh Derry untuk meminta data-data para peserta *ibu-ibu* yang sudah menyatakan bersedia ! Namun kali ini saya perginya di malam hari, udah gitu ditambah mati lampu pula lagi ! maklumlah di Aceh sekarang lagi Krisis Listrik ! setelah keliling kesana kemari akhirnya data terakhir menunjukkan ada sekitar 40an orang yang siap mengikuti program ‘micro financing’ ini.

Dari desa-desa yang dikunjungi di malam itu, yang paling menarik adalah ketika kunjungan ke Desa Lamtheun, dimana di Desa itu kami langsung bertatap muka dengan para calon-calon peserta, waktu itu kami diajak ke rumah salah seorang warga yang rumahnya benar-benar sangat sederhana, rumahnya terbuat dari kayu dan lantainya pun tidak memakai keramik, alias hanya semen tok !

Walaupun rumahnya sangat sederhana, namun suasana dan sambutan yang hangat membuat saya betah berlama-lama di dalam rumah itu, pada waktu itu para anggota keluarga sedang asyik membuat kue pulet *kue khas aceh* untuk dijual esok harinya, suasana menjadi semakin tidak ‘Jakarta’ banget ! karena pada saat itu sedang mati lampu, sehingga lilin pun menjadi alat penerangan yang utama.

Tidak bisa mengisi Formulir
Tanpa banyak basa-basi, si Derry pun langsung meminta formulir-formulir yang seharusnya sudah sudah siap diisi, namun sayangnya formulir itu belum siap diisi oleh para calon peserta, karena dari para peserta rata-rata tidak bisa mengisi formulir tersebut, entah karena tidak bisa baca tulis atau bagaimana ? saya sendiri kurang faham.

Akhirnya, Saya yang awal niatnya hanya iseng-iseng ikutan, terpaksa deh ikut membantu mengisikan formulirnya dengan bertanya langsung ke para peserta akan data pribadinya. Yang paling membuat saya kaget adalah ketika pertanyaan mengenai berapa penghasilan sebulan ? *sudah termasuk penghasilan suami*. Rata-rata jawaban mereka tidak lebih dari Rp. 500.000, memang ada satu dua yang punya penghasilan lebih dari segitu, tapi itu pun hanya kadang-kadang saja alias tidak tetap *kasian ya :(

Disangka orang Aceh Beneran
Ketika itu, didalam rumah yang isinya orang Aceh semua, mereka pun ngomong-ngomongnya pake Bahasa Aceh *ya iyalah!*, tapi berhubung selama 7 bulan di Aceh diriku ini giat belajar Bahasa Aceh, jadinya saya pun bisa meladeninya dengan Bahasa Aceh *ala fatah* yang masih terbata-bata. Pada awalnya sih.. saya berhasil menyakinkan mereka-mereka semua bahwa Saya ini orang Aceh beneran loh !

Tapi sayangnya walaupun sudah berusaha keras menggunakan Bahasa Aceh, ternyata kedok si Fatah pun akhirnya terbuka juga ! ada salah seorang warga disitu *masih muda* yang bertanya kepada saya “Kamu orang Jakarta ya ?” saya pun langsung menjawab “Lon nyo Ureng Aceh ! Ureng Chik Lon Ureng Pidie !” artinya “Saya ini orang Aceh, Orang Tua Saya orang Pidie !”

Walaupun sudah dijawab pake Bahasa Aceh, tapi tuh orang masih blom percaya juga ! “Ahh pasti orang Jakarta deh ! soalnya Logatnya masih Jakarta banget tuh !” memang sih dia ada benarnya, walaupun saya ini sudah lumayan ngerti bahasa Aceh tapi logatnya ituloh yang susah disamain dengan logat Ureng Aceh ^_^;;

Akhinya saya pun menyerah ! dan langsung berkata ke beliau “ Logat Jakarta ? Maksud Loh !” ketika mendenger kata “Maksud Loh!” keluar dari mulut saya, si anak muda itupun langsung tertawa dan berkata “Tuhh bener kan ! orang Jakarta :) “ akhirnya Saya pun mengakui bahwa saya baru 7 bulan disini dan sedang belajar Bahasa Aceh :)

Walaupun akhirnya ketahuan, bahwa Saya ini orang dari Jakarta ! tapi Saya tetap mendapatkan apresiasi yang tinggi dari mereka, karena mereka rata-rata terheran-heran, “ Kok mau sih orang Jakarta belajar Bahasa Aceh ! udah gitu, kok bisa baru 7 bulan sudah lumayan ngerti Bahasa Aceh ??”

Menjawab pertanyaan itu Saya pun hanya mengulangi jawaban saya yang tadi “Lahh ! kan saya tadi sudah bilang ! Lon nyo Ureng Aceh ! Ureng Chik Lon Ureng Pidie :)

Pokoknya malam itu, benar-benar menjadi pengalaman yang tidak akan saya lupakan ! karena setidaknya, saya sudah mulai menjawab tantangan untuk “Tidak melihat Aceh dari Banda Aceh saja”. Pada malam itu juga, saya benar-benar mulai bisa melihat sedikit demi sedikit akan Aceh yang sesungguhnya :)

note : maaf nih.. ngga pake foto, soalnya belum mampu beli camera digital :(

Thursday, July 19, 2007

Jangan menilai Aceh dari Banda Aceh saja !

Waktu itu ketika sedang ngorol-ngobrol tentang seputar Aceh dengan Kak Yanti (sepupu saya), di dalam obrolan-obrolan itu saya sempat melontarkan sebuah statement, yaitu “ Orang Aceh itu Kaya-kaya ya !” dan statement yang kedua saya “ Aceh sekarang sudah maju ya !” dan tidak lama setelah saya mengeluarkan statement itu, kak Yanti pun akhirnya membalas statement saya dengan berkata “Fatah jangan nilai Aceh dari Banda Aceh aja donk !”.

Kak Yanti berkata seperti itu, memang karena selama ini Saya ini lebih banyak berkeliling di Banda Aceh *Ibukota Prov. Nanggroe Aceh Darussalam*, dibanding daerah-daerah lain di Aceh, walaupun sebenarnya saya sendiri tinggal di Keutapang - Kabupaten Aceh Besar *tapi bener2x perbatasan sih!* jadinya masih Banda Aceh banget !.

Memang jika kita *orang yang baru datang ke Aceh* hanya melihat kota Banda Aceh saja, maka biasanya kita akan berkesimpulan bahwa …

Orang Aceh itu Kaya-kaya !
Bukti bahwa orang-orang Aceh di Banda Aceh kaya-kaya, antara lain, rata-rata Handphone orang-orang disini adalah Handphone yang berkelas tinggi ! saya saja sempat kaget ketika melihat seorang pelayan Bakso memakai handphone Nokia Communicator, atau ketika saya melihat tukang (pekerja) bangunan yang memakai handphone Sony Ericsson Edisi Walkman ! pokoknya kalo kamu ke Banda Aceh coba perhatiin Handphone-handphone para penduduk Banda Aceh, Insya Allah handphone berkelas tinggi akan sangat mudah ditemui disini. *konon katanya orang Banda Aceh sangat menganggap penting penampilan!*

Selain itu sekarang banyak orang-orang Aceh yang bekerja di NGO atau di Badan Rekonstruksi Rehabilitasi (BRR), yang biasanya gaji-gajinya gede-gede lho ! *tapi kalau saya mah ! ngga gede2x amat kok ^_^;;* walaupun jumlah pekerja dari luar Aceh lebih banyak ! tapi tetap saja banyak juga orang Aceh yang bekerja dilembaga-lembaga itu.

Udah gitu, pasca Tsunami, banyak sekali proyek-proyek Rekonstruksi Aceh yang banyak memberikan rejeki nomplok bagi para Kontraktor Aceh, pokoknya sekarang-sekarang ini, kalo kita ke Bank, maka hampir bisa dipastikan banyak para kontraktor-kontraktor melakukan transaksi Ratusan Juta sampai Miliyaran Rupiah, salah satu pemandangan unik di Bank-Bank disini adalah ketika para kontraktor-kontraktor mengambil uang cash (tunai) sampai Puluhan Juta Rupiah yang biasanya uang-uang tersebut dibungkus dengan plastik kresek berwarna hitam. Jadi jangan heran kalo kita melihat orang-orang keluar dari Bank bawa-bawa plastik kresek *itu isinya duit loh!*.

Selain itu, di Banda Aceh pun sekarang semakin banyak bermunculan restoran-restoran baru, sebut saja Pizza Hut *baru buka*, Es Teler 77 *baru buka*, KFC, Paparons Pizza, Pizza House, A&W, Imperial Kitchen dan masih banyak lagi restoran-restoran lainnya yang kebanyakan diisi oleh orang-orang Bule dan para ABG-ABG Aceh dan juga tentunya orang-orang berduit !

Bukan cuma restoran aja, Warung Kopi ! yang biasanya kalo dijakarta itu, hanya berukuran seadanya dan dengan bangunan yang seadanya ! itu semua tidak berlaku disini *Banda Aceh*. Warung Kopi disini, rata-rata menyewa ruko yang harga sewanya bisa belasan juta atau puluhan juta setahun, udah gitu jangan heran kalo banyak TV-TV yang ada di Warung Kopi, TV nya TV yang berukuran Giant ! *bener2x gede lho !* entah berapa inc.

Pokoknya masih banyak lagi deh ! simbol-simbol lainnya yang menunjukkan betapa orang Banda Aceh banyak yang kaya-kaya ! atau kayak mendadak ^_^;, simbol lainnya bisa berupa banyaknya rumah-rumah baru yang dibangun, mobil-mobil yang semakin hari semakin banyak ! dan mobil-mobilnya pun yang mahalan punya! Dan masih banyak simbol lainnya !

Coba Kita Liat Peta
Kalo kita melihat sekilas tulisan-tulisan diatas mungkin kita akan berkesimpulan bahwa Aceh itu sudah menjadi provinsi yang sangat maju ! tapi coba kita liat peta Aceh sebentar !



Nah Kota Banda Aceh tuh yang warna Hijau aja ! Sangat Kecil bukan ? pokonya kalo dikira-kira, ukuran Banda Aceh itu kira-kira sekitar 1/3 atau 1/4 nya Jakarta !, kalo kamu pernah main-main ke Jakarta Barat, mungkin hampir mirip ukurannya dengan Jakarta Barat *atau bahkan bisa lebih kecil lagi!* coba bandingkan dengan wilayah-wilayah Aceh yang Sangat luas !! *yang merah itu Pidie, kampung kedua Ortu ku, aku dah pernah kesana lo!* mungkin peta ini sekaligus menjawab pertanyaan dari mba Hannie tentang Aceh yang luas :)

Kalo kata Kak Yanti ! kalo kita main-main ke Daerah Aceh lainnya *selain Banda Aceh*, maka kamu akan mendapati pemandangan yang sangat-sangat jauh berbeda dari Banda Aceh ! kata kak Yanti, kita akan ketemu banyak rumah-rumah Aceh yang terbuat dari kayu dan tiangnya dari Pohon kelapa, kita juga akan ketemu dengan rumah-rumah yang sudah mau rubuh ! atau rumah yang atapnya hanya dari daun-daun !

Pokoknya bener-bener pemandangan perdesaan ! pemandangan yang jauh dari nuansa perkotaan yang bisa dibilang nuansa yang juga jauh dari suasana 'kesejahteraan rakyat’ akan sering kita dapatkan ! *setau saya sih Aceh itu masuk dalam 5 besar Provinsi termiskin di Indonesia* tolong kasih tau saya, kalau saya salah ya.. ^_^;;

Cita-Cita Baru !
Jika orang lain punya cita-cita ingin keliling dunia, saya hanya punya cita-cita yang tidak muluk-muluk amat, sebuah cita-cita ‘lokal’ yaitu ingin keliling Aceh ! saya merasa belum 'afdhal' atau belum 'resmi' menjadi orang Aceh jika belum melihat-lihat Aceh diluar Banda Aceh, saya harus keluar dan bisa melihat Aceh secara menyeluruh ! itulah cita-cita baru saya !

Perkataan Kak Yanti “Fatah jangan nilai Aceh dari Banda Aceh aja donk !” seolah-seolah menjadi ‘Tantangan’ bagi saya untuk lebih sering keliling ke luar Banda Aceh !

Oke ! Saya Terima Tantangannya !

----

Note : bukti si fatah menerima Tantangan tersebut akan dibuktikan di 2 posting yang akan datang, tunggu tangal mainnya ^_^;;

Sunday, July 15, 2007

Partai Lokal di Aceh !

Salah satu yang membedakan Aceh dengan provinsi-provinisi lain di Indonesia adalah otonomi ’super’ khusus yang didapat oleh Provinisi Nanggroe Aceh Darussalam, salah satu ke Istimewaannya adalah dibolehkannya mendirikan Partai Lokal (Parlok) di Aceh. Perjanjian MOU Helsinki lah yang akhirnya membolehkan dibentuknya Partai Lokal di Aceh.

Yang membedakan Partai Nasional dengan Partai Lokal adalah Partai Lokal hanya dapat menempatkan para Calon Anggota Legistatif (Caleg) nya untuk duduk di DPR Kabupaten & Provinsi Saja, namun tidak dapat menempatkan kadernya di DPR Pusat (senayan). Partai Lokal juga tidak bisa ikut dalam pencalonan Kandidat Presiden RI *setau saya sih gitu*, yang boleh hanyalah pencalonan untuk kandidat Gubernur Aceh atau Pimpinan Kepala Daerah seperti Walikota dan Bupati saja *namanya juga lokal*. Landasan hukum pembentukan partai lokal sendiri adalah UU Pemerintahan Aceh No. 11 PP No. 20 Tahun 2007.

Partai GAM *tanpa kepanjangan*
Partai Lokal inilah yang sekarang sedang menjadi buah bibir nasional, pembentukan partai ini diawali ketika para anggota KPA (Komisi Peralihan Aceh) sebuah organisasi yang dibentuk untuk menampung para mantan Anggota GAM mendeklarasikan sebuah Partai Lokal yang bernama Partai GAM (tanpa kepanjangan), walaupun GAM hanyalah sebuah kata yang menurut Pihak KPA sendiri tidak mengandung singkatan “Gerakan Aceh Merdeka” alias hanyalah sebuah kata “GAM”, namun logonya yang sama persis dengan logo “Gerakan Aceh Merdeka” lah yang menjadikan pihak ‘Jakarta’ menaruh kecurigaan.

Apalagi peristiwa deklarasi partai tidak jauh dengan perisitiwa pengibaran bendera RMS oleh penari Uku lele *bener ngga tulisannya?*, dan juga pengibaran Bendera Bintang Kejora di Papua, Isu ‘Separatisme’ model lama pun menguak dan menjadi isu yang ‘heboh’ di Jakarta (pusat).

Inilah yang membuat Pemerintah Pusat ketar-ketir, banyak tokoh-tokoh yang tidak setuju ! namun ada juga yang setuju-setuju saja dengan pelabelan GAM !, liat saja berita di Detik.com ataupun berita-berita di TV di Koran, pokoknya banyak banget yang ngebahas Partai GAM.

Namun uniknya, kami yang ada di Aceh, justru tidak menjadikan peristiwa ini sebagai peristiwa yang menghebohkan ! jujur aja warga disini ngga terlalu tertarik untuk memperbincangkan masalah ini. Kebetulan saya sempat bertanya kepada salah seorang teman kakak saya Bang Hardi namanya, kalau kata Bang Hardi “ Kami orang Aceh sudah bosan dengan suasana konflik ! ketika konflik dulu kita ngga bisa kemana-mana !, kegiatan-kegiatan terhenti !, keselamatan jiwa terancam !, suasana mencekam ! Dah sekarang perdamaian telah membuat kita menjadi manusia yang bebas dari itu semua !, makanya ketika isu Partai GAM muncul, kami-kami pun tidak mau ikutan-ikutan untuk memperdebatkannya ! yang penting bagi kami adalah perdamaian ! udah itu aja !”

Walaupun memang di dalam MOU Helsinki terdapat perjanjian untuk tidak menggunakan simbol-simbol GAM pasca penandatangan damai, namun reaksi yang terlalu berlebihan dan juga kecurigaan yang terlalu besar dari Pemerintah Pusat juga bukanlah hal yang bijak dan patut dilakukan oleh Pemerintah Pusat !

Bagi saya sendiri yang keturunan Aceh, apapun nama Partai dan apapun Logonya nanti, yang terpenting adalah adanya kepastian bahwa tidak adanya unsur Militerisme, Kekerasan, ataupun Intimidasi dalam proses pendirian dan pengembangan Partai Lokal di Aceh. Untuk itu niat baik pihak GAM untuk melakukan perubahan perjuangan dari sebelumnya Perjuangan Militer ke Perjuangan Politik tentunya harus bisa disambut baik dan juga didukung oleh Pemerintah Pusat !

Mungkin peristiwa ini hampir sama dengan yang terjadi di Palestina, dimana Hamas akhirnya membentuk Partai Politik dan bahkan berhasil memenangkan Pemilu dengan telak ! namun berbeda HAMAS, jika GAM akhirnya demi Perdamaian Rakyat Aceh, mau berdamai dengan NKRI, lain cerita dengan HAMAS yang tetap konsisten tidak mau menggakui keberadaan Israel walaupun harus menghadapi embargo dunia internasional ! *hidup HAMAS !*

Partai GAM *jika memang akhirnya disahkan dan apapun namanya nanti* mungkin nantinya bisa menjadi Partai Lokal yang sangat diperhitungkan di Aceh, lihat saja Pilkada Aceh yang lalu, Gubernur yang terpilih dengan perolehan suara 40 % lebih, adalah Bang Irwandi Yusuf , yang merupakan mantan juru bicara GAM. Dan bukan hanya Gubernur saja, hampir seluruh Pilkada untuk pemilihan Bupati pun di menangi oleh calon yang berafiliasi dengan GAM. Bisa dibilang Pilkada Aceh yang lalu, GAM Menang Telak !

Jika tanpa kendaraan politik saja *jalur independent* para calon yang berafiliasi dengan GAM bisa memang telak ! apalagi jika nanti ada kendaraan politiknya ! atau bisa jadi malah sebaliknya ! bisa jadi warga Aceh lebih suka memilih pasangan dari jalur Independent daripada jalur Partai Lokal ? sepertinya hanya sang waktu lah yang bisa menjawabnya :)

Untuk lebih jelasnya mending pada nonton aja METRO REALITAS di MetroTV, senin 16-july-2007, pkl : 22.30 Temanya "GAM ! apa mau mu ?"

Note : saya sengaja tidak memasang image logo GAM, karena saya tidak mau dianggap melanggar MOU Helsinki ^_^;;

Partai Lokal Lainnya
Kedepan ! diprediksikan di Aceh akan banyak bermunculan Partai-Partai Lokal lainnya, ada yang mau mengusung isu Gender ! atau ada juga yang mau mengusung Syariat Islam sebagai landasan perjuangan. Berikut ini profil sangat sangat singkat 4 partai Lokal lainnya yang saya tau !

(1) Partai Aceh Aman Seujahtra (PAAS)
Partai ini adalah Partai Lokal yang berbasiskan Islam, tokoh pendirinya adalah Ghazali Abbas Adan, seorang tokoh Aceh yang pada Pilkada Aceh lalu juga ikutan dalam pencalonan Gubernur Aceh. Logo partainya adalah Gambar Peta Aceh ditengahnya ada Qur’annya trus ada lingkarannya ! pokoknya mencerminkan asas Islam banget deh ! berita lengkapnya baca disini.

(2) Partai Rakyat Aceh (PRA)
Kalo partai ini, logonya merah banget dan ada bintang kuning ditengahnya *kebayang ngga?*, rata-rata kader partainya adalah mantan aktivis mahasiswa, perjuangan yang mereka bawa lebih ke paham anti Kapitalisme ! saya awalnya tau tentang partai ini, ketika awal-awalnya Partai ini dideklarasikan, ketika itu dijalan-jalan *Banda Aceh* banyak terpasang bendera-benderanya.

Saya sendiri pun sudah pernah Nebeng *dianter pulang* & ngobrol-ngobrol sedikit dengan Presiden Partainya, karena kebetulan Presiden Partainya adalah teman sepupu saya :) tapi saya lupa namanya siapa ya ?

Namun yang menjadi keraguan dari saya adalah apakah gaung partai PRA hanya di Banda Aceh saja ? atau memang benar-benar mengakar ke Wilayah-wilayah Aceh lainnya ?

(3) Partai GABTHAT
Partai Gabthat mempunyai singkatan (Geuneurasi Aceh Beusaboh Tha‘at dan Taqwa), artinya kira-kira Generasi Aceh Yang Taat dan Taqwa ! dan "Gabthat" sendiri kalo ngga salah punya arti “Kuat Sekali!” *kalau ngga salah loh !* lebih lengkap baca sendiri disini. Maklum saya ngga banyak tau tentang Partai ini ^_^;;

(4) Partai Aliansi Rakyat Aceh (PARA) Peduli Perempuan
Partai yang berbasiskan Perempuan ini, punya semangat untuk menghidupkan kembali peran Perempuan Aceh dalam perjuangan Rakyat Aceh. Mereka pun hampir dipastikan akan menggunakan Jargon-jargon historis seperti “Cut Nyak Dhin, Cut Mutia, Teuku Fakinah, ataupun Laksamana Keumala Hayati “ yang mereka semua adalah para Inong *perempuan* Aceh yang telah menjadi contoh Kepahlawan Inong Aceh !.

Namun yang jadi pertanyaan, akankah isu gender yang dijadikan sebagai prinsip Partai ini akan membuat rakyat Aceh, terkhusus bagi para inong *perempuan* Aceh akan memberikan suara nya ? kita lihat saja nanti ! untuk berita lengkapnya baca disini.

Note : saya tidak memasang image logo Partai Lokal lainnya *selain GAM* bukan karena saya ngga mau dianggap melanggar MOU, tapi memang saya kagak punya file imagenya ^.^

Kepanjangan Tangan Partai Nasional
Setelah adanya peraturan yang membolehkan adanya Partai Lokal, Partai-Partai nasional pun merasa terancam keberadaannya ! karena dari Partai Nasional muncul kekhawatirkan bahwa muatan kedaerahan (lokal) bisa jadi lebih bisa diterima oleh masyarakat Aceh yang sebagian sudah ‘bosan’ dengan janji-janji pemerintah pusat ! dan bisa jadi Partai Nasional bisa dianggap sebagai ‘sesuatu’ yang berasal dari Pemerintah Pusat.

Hal ini membuat beberapa Partai Nasional mencoba untuk merumuskan (menganalisa) akan perlu atau tidaknya pembentukan Partai Lokal yang berafiliasi ke Partai Induknya (Partai Nasional), namun tampaknya sampai sekarang belum ada sinyalmen yang kuat untuk itu.

Saya sendiri baru mendapatkan 2 berita mengenai reaksi Partai Nasional dengan adanya kesempatan pendirian Partai Lokal di Aceh, yang pertama, Partai Demokrat (PD) yang sempat membahas akan pendirian Partai Lokal yang akan berafiliasi dengan PD. Berikut ini beritanya

Dan yang berita kedua adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sudah mengeluarkan statement resmi dari Pimpinan Pusatnya bahwa mereka tidak akan membuat Partai Lokal, sebagai kepanjangan tangan PKS, berikut ini beritanya.

Yang jadi pertanyaan besar adalah bagaimana nantinya kiprah Partai-Partai Lokal yang harus berhadapan dengan hegemoni Partai-Partai nasional ?

kita tunggu saja tanggal mainnya di Pemilu 2009 mendatang ! *masih lama oi :)

Tuesday, July 10, 2007

6 Weird Things About Me !

6 Weird Things About Me? Instructions : Each player of this game starts with 6 weird things about themselves. People who get tagged need to write a blog of their own 6 weird things as well as state the rule clearly. In the end, you need to choose 6 people to be tagged and list their names. Don't forget to leave a comment that says you are tagged in their comments and tell them to read your blog.

Jujur nih..sebetulnya saya tuh lagi kepengen banget posting tentang “Partai Lokal di Aceh”, berhubung sekarang lagi seru-serunya ngebahas masalah seputar dideklarasikannya Partai GAM ! tapi karena saya masih dibebani PR dari Ibu Guru Feba ! terpaksa deh.. ditunda dulu :)

Lagian di Aceh sendiri, isu tentang Partai GAM ngga terlalu heboh-heboh banget kok, warga disini kayaknya ngga terlalu berminat seputar permasalahan politik, soalnya yang mereka mau Yang Penting Damai ! mau Partai apapun juga nanti namanya, Yang Penting Damai !

Oke deh ! PR is PR, jadi inilah saatnya aku ngumpulin PR :)

6 Weird Things About Fatah :

Fatah itu Suka ketawa sendiri..
whuaaaahhaahahhahahahaha...hahahahhahahahaha !! hhihiiiiiii … … heehehehhee *tuh bener kan !*

Fatah itu Punya Reflek yang Aneh !
Jujur nih.. saya bingung gimana jelasinnya jadi mending saya kasih beberapa contoh reflek aneh si fatah yang sudah pernah terjadi :

*Waktu itu setelah saya abis beli Es Krim, tangan kanan saya megang es krim, dan tangan kiri megang bungkus Es Krim, dan pas saya ketemu dengan tong sampah, entah kenapa si tangan langsung reflek membuang Es Krimnya bukan bungkusannya yang dibuang ^_^;;

*Waktu itu pas lagi didalam mobil, dan kira-kira udah deket rumah, saya pun langsung mengeluarkan kunci rumah kontrakan untuk siap-siap buka pintu rumah, dan pas mobil sudah berhenti, entah kenapa si tangan malah ‘mencoba-coba’ membuka pintu mobil pake kunci rumah, si supir yang melihat pun langsung menertawakan saya ! *duh bikin malu aja sih !*

*Pas ketemu dengan seorang ‘pengemis’ dijalan, saya pun langsung berfikir untuk memberikan sumbangan sebesar Rp. 1000,- *bukan berarti saya pelit loh!* dan ketika saya liat isi dompet, isinya ada duit Rp. 50.000 dan beberapa uang Ribuan dan ada juga uang Lima Ribuan, rencananya sih saya mau ngasih Rp. 1.000, eh entah kenapa tau-tau si tangan malah langsung ambil Rp. 50.000 dan menyodorkannya ke ‘pengemis’, si ‘pengemis’ pun langsung kaget ! dan pas saya nyadar *ngeh* ! saya pun langsung seketika menarik kembali uang Rp. 50.000,- dan mengantikannya dengan uang Rp. 1000,- seraya berkata “Maaf saya salah ngasih ^.^” akhirnya si ‘pengemis’ pun langsung memasang muka masam *maaf ya.. ^_^;;*

*Ketika sedang lapar-laparnya, saya dengan gerakan super cepetnya langsung bersegera mengambil piring, dan pas tinggal ngambil nasi di Rice Cooker, tau-tau reflek aneh si Fatah pun terjadi lagi, bukannya ngambil nasi di Rice Cooker, tapi yang ada malah nuangin air di Dispenser ke piring *bener2x ngga bisa bedain mana lapar mana haus*

Catatan : Semua Cerita diatas Based on True Story loh !

Fatah itu Selalu buang sampah pada tempatnya ! tapi kalau dikamar sendiri lain cerita :(
Saya ini termasuk orang yang sangat komitmen untuk tidak buang sampah sembarang ! salah satu bukti komitmen saya adalah setiap kali beli jajanan, katakanlah minuman kaleng, dan ketika itu pula jika saya ingin membuang kaleng tersebut, namun disekitar saya tidak ada tempat sampah, maka saya pun dengan ikhlasnya siap menjadikan tas saya untuk difungsikan sebagai ‘tempat pembuangan sementara’ jadi biasanya nih, ketika sudah pulang kerumah, tas saya itu sudah terisi dengan Kaleng, Bungkus Permen, plastik, Tissue, dll. *maklum suka jajan soalnya!*

Tapi sayangnya komitmen itu hanya berlaku di luar rumah saja, kalau dah sampe rumah, lain cerita ! kamar saya pun akan menjadi seperti tempat pembuangan sampah ! sampai berita ini diturunkan, kondisi terakhir di kamar saya sekarang ini ada bekas semangka yang sudah saya dibiarkan selama berminggu-minggu tergeletak di lantai kamar, *kalo kata orang-orang.. tuh bekas semangka dah jadi fosil!* dari beberapa komentar teman saya yang sudah berkunjung ke kamar saya hampir semuanya punya komentar yang sama tentang kamar saya “Ini kamar atau Kapal Pecah ?”

Fatah itu Kemana-mana selalu bawa uang pas-pasan !
“Begini Nasib jadi Bujagan !” Yahh beginilah nasib jadi seorang yang punya penghasilan Pas-Pasan, kemana-kemana selalu saja bawa uang pas-pasan, biasanya didompet saya itu cukupnya hanya untuk hari itu aja, pernah sih waktu itu punya ATM, tapi entah kenapa si ATM ini punya daya pikat yang cukup hebat ! sampe-sampe dalam diri saya selalu muncul kerinduan kepada si ATM, kalo bahasa yang lebih sederhananya “gara-gara ATM saya jadi BOROS !”

Makanya saya tuh lebih suka bawa uang pas-pasan *sesuai budget* harian, jika hari ini hanya pergi ke kantor, Yahh sudah.. saya bawanya sesuai dengan anggaran belanja hari itu aja.. kecuali jika ada rencana belanja-belanji, maka saya pun siap menyiapkan anggaran lebih untuk ditaro di dompet saya ?

Resiko terbesar dari bawa uang pas-pasan, adalah ketika uang saya tau-tau habis, tanpa saya sadari !, dan ternyata ketika itu saya masih ada keperluan lain yang memerlukan uang ! saya pun akan kelimpungan :(

Contoh yang pernah terjadi sama saya, waktu itu ketika masih jaman-jaman sekolah & kuliah dulu ! ketika uang di dompet sudah habis, saya pun terpaksa pulang ke rumah dengan jalan kaki :( karena ngga punya uang lagi untuk bayar ongkos bus ! tapi berhubung jarak antara Kampus ke Rumah masih tergolong ‘lumayan jauh’ dan saya sendiri orangnya Suka Jalan Kaki, jadinya ngga terlalu jadi masalah buat saya :)

Yahh mudah-mudahan setelah saya keterima kerja di Muslim Aid kebiasaan itu sudah bisa sa ya akhiri.. Amin…

Si Fatah Suka Jalan Kaki Lo !
Walaupun zaman sekarang sudah modern, alat tranportasi sudah banyak, tapi buat saya yang namanya Jalan Kaki tetep ngga bisa tergantikan ! Jalan kaki bukan cuma bermanfaat bagi kesehatan, tapi bagi saya pribadi dengan berJalan Kaki saya lebih bisa menikmati pemandangan dan suasana kehidupan dari setiap gang-gang, Jalan-jalan, rumah-rumah ataupun orang-orang yang kita temui selama berjalan.
Apalagi sekarang saya berada di Aceh ! tentunya banyak hal-hal baru yang kalau saya tidak Jalan Kaki, mungkin akan terlewat begitu saja ! kebiasaan saya ini sudah lama sekali saya lakoni.

Tapi hal ini berbeda sekali dengan Kakak saya yang ngga terlalu doyan Jalan Kaki, bahkan biasanya untuk jarak yang tidak terlalu jauh, kakak saya biasanya lebih suka naik becak daripada Jalan Kaki ! makanya biasanya kalau kami sedang Jalan berdua suka ada ‘perdebatan’ kecil antara mau Jalan Kaki aja atau Naik Becak ! tapi biasanya sih saya selalu mengalah.. lagian yang bayar becak kan biasanya Kakak Saya :)

Fatah orangnya tuh Sok Bisa Bahasa Aceh !
Sampai dengan sekarang, kurang lebih saya sudah 7 bulanan berada di Aceh, tentunya selama 7 bulan disini ada sebagian kata-kata dalam ‘kamus’ bahasa Aceh yang sudah saya kuasai, walaupun hanya sebagian kecil saja, tapi entah kenapa begitu saya ketemu orang Aceh dengan PDnya saya udah sok-sokan ngomong pake Bahasa Aceh ! Biasanya kalau omongan saya dibalas dengan bahasa Aceh yang lebih rumit, saya pun cuma bisa menjawab “Jet atau Hana” *Yes No nya orang Aceh*, tapi kalo emang dah semakin rumit dan perbincangan sudah ngga jelas artinya apa, terpaksa deh… saya dengan jujurnya ditambah dengan tampang sok tidak bersalah ^_^;; menjawab “Maaf.. saya sebenernya ngga bisa bahasa Aceh..” :)

Hore selesai ! Gimana ! Saya ngga Aneh-aneh banget kan ?

Mengenai 6 orang yang akan dilempar PR ini, entar dulu ya.. bingung nih milih siapa ^_^;;