Masih ingat ketika masa-masa dulu kita duduk di bangku sekolah ? khususnya pada saat guru kita sedang mengajarkan tentang kebudayaan di suatu daerah di Indonesia, pada masa-masa itu biasanya sang guru akan memberikan informasi kepada kita seputar Tarian Tradisional, Makanan Khas, Pakaian Tradisional ataupun seputar Rumah Tradisional daerah tersebut.
Nahh.. ceritanya sekarang saya mencoba jadi ‘guru‘ model seperti itu yang akan menjelaskan sedikit tentang Rumah Tradisional Khas Aceh atau biasa disebut “Rumoh Aceh”. Tapi kali ini saya tidak akan membahas keseluruhan tentang “Rumoh Aceh”, maklum lah.. gurunya belom pintar-pintar amat soalnya ^^Jadi pelajaran kita kali ini baru seputar Atap “Rumoh Aceh”, kenapa atap ? karena kebetulan salah satu saudara saya di Gampong pernah memberi informasi kepada saya seputar Teknologi Atap yang diterapkan di Rumoh Aceh, dari situlah saya tertarik untuk menceritakan kembali disini :)
Teknologi yang dimaksud disini adalah teknologi yang sangat sederhana, yaitu teknologi “Perobohan Atap Ketika Terjadi Kebakaran” , maksudnya adalah ketika terjadi kebakaran, khususnya di bagian Atap Rumah. Si pemilik Rumah hanya perlu melakukan satu langkah singkat untuk merobohkan seluruh atap, sehingga kebakaran di Atap diharapkan tidak sempat melebar ke seluruh rumah karena atapnya sudah keburu dirobohkan sebelum api menjalar.
Satu langkah singkat dalam merobohkan Atap Rumah itu adalah dengan memotong Tali hitam yang menghubungkan seluruh elemen dari atap rumah.
Jadi ketika terjadi kebakaran dibagian atap, si pemilik rumah tinggal memotong beberapa tali hitam tersebut, dan setelah itu seluruh Atap pun akan roboh, karena memang tali hitam itu dibuat sebagai sentral dari penghubung rangka Atap dari “Rumoh Aceh”.
Dengan adanya teknologi sederhana ini diharapkan dampak yang diakibatkan dari kebakaran bisa di-minimalisir sekecil-kecilnya. Teknologi ini memang sangat sederhana, tapi tentunya untuk ukuran teknologi yang ditemukan beratus-ratus tahun yang lalu, boleh dibilang teknologi macam ini sudah cukup maju bukan ??
THE LABI-LABI DIARIES
"EVERY JOURNEY HAVE A STORY TO TELL"
Saturday, March 22, 2008
Saturday, March 8, 2008
Tugu Tsunami No. 39
Akhirnya bisa posting lagi :) Lagi ngga ada bahan untuk posting nih.. jadi posting yang simple-simple aja ya…
Selain Tsunami Line, salah satu cara (alat) untuk mengingatkan akan peristiwa Tsunami adalah dengan membuat Tugu-Tugu Tsunami di berbagai tempat.
Tugu-tugu seperti ini tingginya dibuat sesuai dengan tinggi-nya air pada saat Tsunami menerjang Aceh, jadi tugu-tugu seperti ini yang biasa dapat ditemui ditempat-tempat umum seperti sekolah, masjid, atau tempat-tempat lain memiliki tinggi yang berbeda-beda, sehingga antara satu tugu dengan yang lain ada yang pendek, ada juga tugu yang tinggi (tergantung tinggi air ketika Tsunami).
Dibagian bawah Tugu ada 2 batu ‘prasasti’ berwarna hitam dengan tulisan berwarna emas, kalau yang atas tulisannya seperti ini :
Kalau yang bawah tulisannya seperti ini :
Saya sendiri kurang tau berapa total tugu yang dibangun, tapi yang pasti jumlahnya lebih dari 38 tugu :)
Selain Tsunami Line, salah satu cara (alat) untuk mengingatkan akan peristiwa Tsunami adalah dengan membuat Tugu-Tugu Tsunami di berbagai tempat.
Tugu-tugu seperti ini tingginya dibuat sesuai dengan tinggi-nya air pada saat Tsunami menerjang Aceh, jadi tugu-tugu seperti ini yang biasa dapat ditemui ditempat-tempat umum seperti sekolah, masjid, atau tempat-tempat lain memiliki tinggi yang berbeda-beda, sehingga antara satu tugu dengan yang lain ada yang pendek, ada juga tugu yang tinggi (tergantung tinggi air ketika Tsunami).
Dibagian bawah Tugu ada 2 batu ‘prasasti’ berwarna hitam dengan tulisan berwarna emas, kalau yang atas tulisannya seperti ini :
TUGU No.39
TSUNAMI, 26 DESEMBER 2004
TINGGI GENANGAN AIR
4.60 m (Les Biru)
JARAK DARI PANTAI
2.50 km
WAKTU TIBA GELOMBANG
SEKITAR 8.30 WIB
(30 MENIT SETELAH TERJADI
GEMPA, M=8.9 SR)
TSUNAMI, 26 DESEMBER 2004
TINGGI GENANGAN AIR
4.60 m (Les Biru)
JARAK DARI PANTAI
2.50 km
WAKTU TIBA GELOMBANG
SEKITAR 8.30 WIB
(30 MENIT SETELAH TERJADI
GEMPA, M=8.9 SR)
Kalau yang bawah tulisannya seperti ini :
TUGU INI DIBANGUN UNTUK MENGENANG MEREKA
YANG MENINGGAL DUNIA AKIBAT TSUNAMI DAN SEBAGAI
PERINGATAN BAGI MASYARAKAT KHUSUSNYA GENERASI
PENERUS AGAR SELALU WASPADA DAN SIAGA GUNA
MENGHADAPI BENCANA GEMPA/TSUNAMI YANG MUNGKIN
DATANG SETIAP WAKTU
(MASJID AL MUKARRAMAH GP. MULIA BANDA ACEH)
TUGUNYOE GEUSUMBANG LE RAKYAT JEUPANG
KERJASAMA DENGAN YAYASAN UMI ABASIAH BANDA ACEH
YANG MENINGGAL DUNIA AKIBAT TSUNAMI DAN SEBAGAI
PERINGATAN BAGI MASYARAKAT KHUSUSNYA GENERASI
PENERUS AGAR SELALU WASPADA DAN SIAGA GUNA
MENGHADAPI BENCANA GEMPA/TSUNAMI YANG MUNGKIN
DATANG SETIAP WAKTU
(MASJID AL MUKARRAMAH GP. MULIA BANDA ACEH)
TUGUNYOE GEUSUMBANG LE RAKYAT JEUPANG
KERJASAMA DENGAN YAYASAN UMI ABASIAH BANDA ACEH
Saya sendiri kurang tau berapa total tugu yang dibangun, tapi yang pasti jumlahnya lebih dari 38 tugu :)
Saturday, February 9, 2008
Iklan Mentari versi ber-Kerudung
Jujur nih.. bukannya saya ingin terus-terusan ngebahas seputar iklan operator selular, dan jujur juga nih bukannya saya bermaksud untuk menampilkan foto-foto perempuan cantik di-blog ini supaya blog ini bisa dikunjungi banyak orang, niat saya hanya ingin menanggapi beberapa komentar dari teman-teman di postingan yang lalu..
Selain ingin menanggapi komentar dari teman-teman, sepertinya membahas seputar iklan yang model-nya lengkap dengan jiblab (kerudung) rasa-rasanya cukup menarik untuk dibahas, apalagi banyak teman-teman saya diluar Aceh sana yang selalu penasaran dengan penerapan Syariat Islam di Aceh, mudah-mudahan aja melalui postingan ini dapat menjawab sedikit rasa penasaran teman-teman :)
Oke, Pertama saya ingin menanggapi komentar dari Ikram & Nieke di posting yang lalu :
Ikram : Kalo Dian Sastro, pake jilbab juga nggak disana?
Nieke : "Kalo iklan2 yg laen gimana mas? Apa kayak gini juga? Bagus sih sebenernya, Aceh jd punya 'khas' ya :)"
Setelah mendapat komentar ini, saya langsung teringat bahwa memang sebenarnya ada iklan lain selain XL yang model-nya berjilbab (berkerudung), sehingga selama seminggu ini saya mencoba keliling seputar Banda Aceh & Aceh Besar untuk mencari iklan-iklan tersebut, dan setelah keliling ke sana ke mari saya hanya bisa mendapatkan 3 macam iklan lain yang modelnya ber-kerudung, yang kebetulan semuanya adalah iklan Mentari, iklannya seperti ini nih :
Tapi jangan tanya ke Saya modelnya Dian Sastro atau bukan ?? saya sendiri ngga tau pasti apakah modelnya kebetulan hanya mirip dengan mba Dian atau memang benar-benar mba Dian, kalau soal ini coba kamu langsung tanyain aja sama mba Diannya :)
Cerita awalnya
Setelah melihat iklan XL dan Mentari dengan model berjilbab (berkerudung) saya pun menjadi penasaran akan kisah awalnya kenapa sekarang di Aceh sebagian iklan-iklannya menggunakan model berjilbab (berkerudung), dan untuk mendapatkan informasi tersebut saya pun banyak bertanya-tanya dengan teman-teman saya disini, dan juga tak lupa ber-googling ria.
dan ternyata hasil googlingnya berbuahkan hasil, berikut ini artikel dari detikcom yang isinya tentang cerita awal kenapa akhirnya sebagian iklan disini modelnyanya berjilbab (berkerudung) :
1. XL Mengecat Iklan Model Perempuan Tanpa Jilbab di Aceh
2. Tak Berbusana Muslim, Gambar Model Perempuan di Aceh Dicat
Namun yang masih saya bingung, kenapa semuanya hanya iklan operator selular saja, apa memang kebetulan saja atau jangan-jangan memang masih ada iklan-iklan lain yang seperti ini, saya sendiri kurang tau. Tampaknya hanya sang waktu yang bisa menjawab.
Yang Kedua dan yang terakhir, saya ingin menanggapi komentar dari Nilla & Mel@
Nilla : "........ tp bagusnya jg tuh mas kalo model pake jilbab. jd kan kapan2 aku bisa disewa utk iklan. :D *ngarep.com* "
Mel@ : "tulll nill...masa mesti ke aceh dulu buat jadi bintang iklan...halah... narsis... narsis... hehehe..."
Setelah mendapat komentar ini saya jadi kepikirian, Kenapa ngga kalian buat aja Agency Model khusus model berjilbab ! kayaknya di Aceh lagi butuh banyak model berjilbab nih.. ^^
Selain ingin menanggapi komentar dari teman-teman, sepertinya membahas seputar iklan yang model-nya lengkap dengan jiblab (kerudung) rasa-rasanya cukup menarik untuk dibahas, apalagi banyak teman-teman saya diluar Aceh sana yang selalu penasaran dengan penerapan Syariat Islam di Aceh, mudah-mudahan aja melalui postingan ini dapat menjawab sedikit rasa penasaran teman-teman :)
Oke, Pertama saya ingin menanggapi komentar dari Ikram & Nieke di posting yang lalu :
Ikram : Kalo Dian Sastro, pake jilbab juga nggak disana?
Nieke : "Kalo iklan2 yg laen gimana mas? Apa kayak gini juga? Bagus sih sebenernya, Aceh jd punya 'khas' ya :)"
Setelah mendapat komentar ini, saya langsung teringat bahwa memang sebenarnya ada iklan lain selain XL yang model-nya berjilbab (berkerudung), sehingga selama seminggu ini saya mencoba keliling seputar Banda Aceh & Aceh Besar untuk mencari iklan-iklan tersebut, dan setelah keliling ke sana ke mari saya hanya bisa mendapatkan 3 macam iklan lain yang modelnya ber-kerudung, yang kebetulan semuanya adalah iklan Mentari, iklannya seperti ini nih :
Iklan Mentari Rp. 0 (versi berkerudung)
Iklan Mentari Rp. 0 (versi berkerudung)
Iklan Mentari Gratis 1 menit pertama (versi berkerudung )
Tapi jangan tanya ke Saya modelnya Dian Sastro atau bukan ?? saya sendiri ngga tau pasti apakah modelnya kebetulan hanya mirip dengan mba Dian atau memang benar-benar mba Dian, kalau soal ini coba kamu langsung tanyain aja sama mba Diannya :)
Cerita awalnya
Setelah melihat iklan XL dan Mentari dengan model berjilbab (berkerudung) saya pun menjadi penasaran akan kisah awalnya kenapa sekarang di Aceh sebagian iklan-iklannya menggunakan model berjilbab (berkerudung), dan untuk mendapatkan informasi tersebut saya pun banyak bertanya-tanya dengan teman-teman saya disini, dan juga tak lupa ber-googling ria.
dan ternyata hasil googlingnya berbuahkan hasil, berikut ini artikel dari detikcom yang isinya tentang cerita awal kenapa akhirnya sebagian iklan disini modelnyanya berjilbab (berkerudung) :
1. XL Mengecat Iklan Model Perempuan Tanpa Jilbab di Aceh
2. Tak Berbusana Muslim, Gambar Model Perempuan di Aceh Dicat
Namun yang masih saya bingung, kenapa semuanya hanya iklan operator selular saja, apa memang kebetulan saja atau jangan-jangan memang masih ada iklan-iklan lain yang seperti ini, saya sendiri kurang tau. Tampaknya hanya sang waktu yang bisa menjawab.
Yang Kedua dan yang terakhir, saya ingin menanggapi komentar dari Nilla & Mel@
Nilla : "........ tp bagusnya jg tuh mas kalo model pake jilbab. jd kan kapan2 aku bisa disewa utk iklan. :D *ngarep.com* "
Mel@ : "tulll nill...masa mesti ke aceh dulu buat jadi bintang iklan...halah... narsis... narsis... hehehe..."
Setelah mendapat komentar ini saya jadi kepikirian, Kenapa ngga kalian buat aja Agency Model khusus model berjilbab ! kayaknya di Aceh lagi butuh banyak model berjilbab nih.. ^^
Friday, February 1, 2008
XL 0,1 Detik Versi Jilbaber
Jangan salah loh ! saya tidak sedang membahas perang tarif antar operator GSM yang sedang marak akhir-akhir ini, saya juga sedang tidak membahas benar atau tidaknya iklan-iklan yang menjanjikan tarif ‘super’ murah tersebut, tapi yang coba saya bahas melalui posting ini adalah seputar penerapan Syariat Islam di Aceh loh !! *wiiihh beraattt*
Tapi jangan bayangkan Saya akan memberikan analisa yang mendalam ataupun memberikan opini tentang Syariat Islam yang ilmiah & komprehensif, karena jujur saja, saya merasa Ilmu Agama yang saya miliki belum hebat-hebat amat, jadinya saya coba posting yang simple-simple aja tentang Syariat Islam (mumpung di Aceh), boleh kan ??
Nahh salah satu yang simple tentang penerapan syariat Islam di Aceh adalah seperti ini nih…
Waktu pertama kali saya lihat billboard ini awalnya saya merasa agak heran !! kok model iklannya pake Jilbab ya ??? memang ketika itu saya masih belum pernah liat Iklan XL 0,1 detik sebelumnya, baik itu di TV ataupun di Majalah (Koran) , jadinya masih ada keraguan dalam diri Saya apakah Iklan XL dengan model ber-jilbab seperti ini hanya ada di Aceh saja atau memang di semua daerah seperti ini.
Selang beberapa hari, barulah akhirnya saya melihat iklan XL 0,1 detik di TV dan juga di Koran yang jelas sekali model iklannya ngga pake Jilbab, dari situlah saya berkesimpulan bahwa iklan XL 0,1 detik dengan model jilbab seperti ini kemungkinan besar hanya ada di Aceh.
Saya sendiri kurang tahu bagaimana cerita awalnya model iklannya bisa pake jilbab, apakah karena ada seruan dari pihak Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Wilayatul Hisbah (WH) atau Dinas Kebudayaan, sampai saat ini saya belum dapat informasi yang pasti tentang itu, tapi prediksi saya sih, kemungkinan besar salah satu dari 3 lembaga tersebutlah yang mendorong pihak XL Aceh untuk membuat iklan dengan model berjilbab.
Kalo secara pribadi sih, saya sangat mendukung dengan penerapan syariat Islam yang simple-simple seperti ini, karena seperti kata Aa Gym bilang mulailah dari yang kecil-kecil.. jadi sebelum kita mulai yang berat-berat mulailah dari yang kecil-kecil seperti ini nih.. Insya Allah perlahan tapi pasti kehidupan & tata nilai yang Islami akan terwujud dengan sendirinya.. tentunya juga dimulai dari kita sendiri :)
Harapan saya mudah-mudahan saja hal ini bisa terus berlanjut terus.. semoga saja iklan dengan model berjilab seperti ini bisa menjadi awal bagi tumbuh suburnya iklan-iklan dengan model berjilbab, memang sih sebelumnya juga sudah pernah ada ketika Mba Inneke menjadi model iklan Sunsilk tetap dengan jilbabnya, tapi itukan pada masa-masa bulan Ramadhan !!
Yahhh.. Untungnya saya ngga bikin janji, kalo seandainya ada Iklan XL 0,1 detik ke semua operator model-nya pake jilbab saya bakal nikah sama monyet !! :)
Tapi jangan bayangkan Saya akan memberikan analisa yang mendalam ataupun memberikan opini tentang Syariat Islam yang ilmiah & komprehensif, karena jujur saja, saya merasa Ilmu Agama yang saya miliki belum hebat-hebat amat, jadinya saya coba posting yang simple-simple aja tentang Syariat Islam (mumpung di Aceh), boleh kan ??
Nahh salah satu yang simple tentang penerapan syariat Islam di Aceh adalah seperti ini nih…
Waktu pertama kali saya lihat billboard ini awalnya saya merasa agak heran !! kok model iklannya pake Jilbab ya ??? memang ketika itu saya masih belum pernah liat Iklan XL 0,1 detik sebelumnya, baik itu di TV ataupun di Majalah (Koran) , jadinya masih ada keraguan dalam diri Saya apakah Iklan XL dengan model ber-jilbab seperti ini hanya ada di Aceh saja atau memang di semua daerah seperti ini.
Selang beberapa hari, barulah akhirnya saya melihat iklan XL 0,1 detik di TV dan juga di Koran yang jelas sekali model iklannya ngga pake Jilbab, dari situlah saya berkesimpulan bahwa iklan XL 0,1 detik dengan model jilbab seperti ini kemungkinan besar hanya ada di Aceh.
Saya sendiri kurang tahu bagaimana cerita awalnya model iklannya bisa pake jilbab, apakah karena ada seruan dari pihak Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Wilayatul Hisbah (WH) atau Dinas Kebudayaan, sampai saat ini saya belum dapat informasi yang pasti tentang itu, tapi prediksi saya sih, kemungkinan besar salah satu dari 3 lembaga tersebutlah yang mendorong pihak XL Aceh untuk membuat iklan dengan model berjilbab.
Kalo secara pribadi sih, saya sangat mendukung dengan penerapan syariat Islam yang simple-simple seperti ini, karena seperti kata Aa Gym bilang mulailah dari yang kecil-kecil.. jadi sebelum kita mulai yang berat-berat mulailah dari yang kecil-kecil seperti ini nih.. Insya Allah perlahan tapi pasti kehidupan & tata nilai yang Islami akan terwujud dengan sendirinya.. tentunya juga dimulai dari kita sendiri :)
Harapan saya mudah-mudahan saja hal ini bisa terus berlanjut terus.. semoga saja iklan dengan model berjilab seperti ini bisa menjadi awal bagi tumbuh suburnya iklan-iklan dengan model berjilbab, memang sih sebelumnya juga sudah pernah ada ketika Mba Inneke menjadi model iklan Sunsilk tetap dengan jilbabnya, tapi itukan pada masa-masa bulan Ramadhan !!
Yahhh.. Untungnya saya ngga bikin janji, kalo seandainya ada Iklan XL 0,1 detik ke semua operator model-nya pake jilbab saya bakal nikah sama monyet !! :)
Saturday, January 26, 2008
SAMPAH-SAMPAH TSUNAMI
Tak terasa, Tiga tahun sudah Gempa Bumi & Tsunami melanda provinsi NAD, walaupun kejadian tersebut sudah berlalu 3 tahun yang lalu, tapi tampaknya terlalu banyak kenangan yang tidak akan pernah terlupakan, mulai dari kesedihan para korban yang ditinggal sanak saudaranya, para korban yang trauma, para korban yang kehilangan tempat tinggal ataupun kehilangan sumber mata pencahariannya.
Selain itu sampai sekarang pun banyak peninggalan-peninggalan Tsunami berupa fisik yang masih bisa kita temui, baik itu berupa Tugu-Tugu (monument-monumen) Tsunami, Masjid-Masjid yang selamat dari terjangan Tsunami, ataupun Kuburan-Kuburan Masal yang sering di ziarahi oleh sanak keluarga yang selamat.
Dan salah satu peninggalan Tsunami lainnya yang masih tersisa sampai sekarang adalah Sampah-Sampah yang disebabkan oleh Tsunami, yang ternyata !! sampai sekarang pun belum semua Sampah-Sampah tersebut berhasil dibersihkan, tapi jangan kamu bayangkan sampah yang dimaksud disini adalah sejenis Bungkus Mie Instant, Bungkus Permen, Bungkusan Plastik ataupun bentuk-bentuk sampah-sampah yang biasa sering kita temui. Ini Tsunami bung !! jadi sampahnya pun juga harus dahsyat dong !!
Oke kita mulai cerita lengkapnya, semuanya berawal dari rutinas Saya setiap harinya, yaitu singgah terlebih dahulu ke Statiun Labi-Labi di Keudah sehabis pulang dari kantor, maklum Saya ini kan kemana-kemana selalu naik Labi-Labi, Nahh… kebetulan Lokasi Stasiun Labi-Labi itu berada dekat dengan hamparan Sungai (kali) yang membelah kawasan Peunayong dan beberapa kawasan di Banda Aceh.
Pada suatu hari, ketika Saya sedang jalan kaki menyusuri pinggiran sungai menuju Masjid Raya Baiturrahaman, terlihatlah kerumuman orang-orang yang sepertinya sedang serius melihat ke bawah sungai.
Rasa penasaran pun muncul, “Ada apa ya ?? kenapa banyak sekali orang yang ngeliat ke bawah sungai ??” dan Ketika semakin dekat, terlihatlah dua buah perahu yang digabung menjadi satu.
Tapi itu semua belum bisa menjawab pertanyaan “Ada apa ya ??” kenapa orang-orang serius sekali ngeliat ke bawah sungai ??” dan ketika Saya sudah benar-benar dekat dengan “Tempat Kejadian” barulah pertanyaan itu terjawab…
Ketika saya melihat sebuah mobil ditarik ke atas pinggiran sungai, tanpa berpikir panjang dan tanpa banyak bertanya-tanya, saya sudah bisa langsung menebak, “ini pasti sampah-sampah peninggalan Tsunami !!”.
Pada awalnya Saya tidak terlalu tertarik untuk ngeliatin Sampah-Sampah tsunami ditarik dari sungai. Karena pada waktu itu saya pikir, “Ahh… itu paling cuma satu buah mobil yang kebetulan terserat arus Tsunami ke sungai aja..”.
Tetapi ternyata dugaan saya salah besar, karena ketika keesokan harinya Saya lewat di tempat yang sama dan “Tim Pemburu Sampah Tsunami” pun kembali berhasil mendapatkan sampah-sampah lainnya..
Tidak terbayang sebelumnya oleh Saya, kalau sampah-sampah tersebut ternyata jumlahnya sangat banyak, ketika pertama kali Saya melihat mobil ditarik dari sungai saya pikir itulah pertama dan terakhir kalinya Saya ngeliat mobil ditarik dari sungai. Tapi ternyata saya telah salah menilai :(
Entah sampai kapan Tim ini akan selesai dengan pekerjaannya, karena tampaknya setiap kali saya lewat pinggir sungai ini, ada saja temuan-temuan terbaru dari Tim Pemburu Sampah Tsunami.
Bisnis Sampah Tsunami
Selain membersihkan sungai dari Sampah-sampah Tsunami, ternyata kegiatan bersih-bersih sungai ini juga mempunyai nilai bisnisnya loh ! Saya sendiri pernah liat ketika sebuah becak yang telah rusak ditimbang untuk nantinya di jadikan sebagai besi tua..
Akhirnya becak pun ditimbang untuk diukur berapa kilo.., waktu itu saya hanya dengar-dengar sedikit dan kalo tidak salah beratnya sekitar 150 kilo, namun sayangnya saya tidak berhasil mendapatkan berapa harga akhir-nya, karena waktu itu sudah mau maghrib jadi terpaksa deh keburu cabut ke Masjid Raya Baiturahman.. Jadinya ngga ada waktu untuk menunggu sampai keluar berapa becak itu jadi dijual..
kayaknya lagi dapet untung besar nih..
Disangka Wartawan
Ada kejadian yang cukup ‘menggelitik’ saya, yaitu ketika saya sedang sibuk dengan mem-foto-foto Sampah Becak tersebut, pada saat itu salah seorang yang ikut menimbang becak melihat saya sedang mengabadikan kegiatan menimbang sampah, dan beliau pun langsung berkata kepada saya yang kurang lebih seperti ini “Lon Bek Tameng Koran Beh!!” (artinya kira-kira : “Saya jangan dimasukkin ke Koran ya”..) mendengar itu, saya pun hanya tersenyum+tertawa dikit dan menjawab “hana bang!!” (artinya : ngga bang !!)
Tapi kalo masuk Blog boleh kan Bang ?? :)
Selain itu sampai sekarang pun banyak peninggalan-peninggalan Tsunami berupa fisik yang masih bisa kita temui, baik itu berupa Tugu-Tugu (monument-monumen) Tsunami, Masjid-Masjid yang selamat dari terjangan Tsunami, ataupun Kuburan-Kuburan Masal yang sering di ziarahi oleh sanak keluarga yang selamat.
Dan salah satu peninggalan Tsunami lainnya yang masih tersisa sampai sekarang adalah Sampah-Sampah yang disebabkan oleh Tsunami, yang ternyata !! sampai sekarang pun belum semua Sampah-Sampah tersebut berhasil dibersihkan, tapi jangan kamu bayangkan sampah yang dimaksud disini adalah sejenis Bungkus Mie Instant, Bungkus Permen, Bungkusan Plastik ataupun bentuk-bentuk sampah-sampah yang biasa sering kita temui. Ini Tsunami bung !! jadi sampahnya pun juga harus dahsyat dong !!
Oke kita mulai cerita lengkapnya, semuanya berawal dari rutinas Saya setiap harinya, yaitu singgah terlebih dahulu ke Statiun Labi-Labi di Keudah sehabis pulang dari kantor, maklum Saya ini kan kemana-kemana selalu naik Labi-Labi, Nahh… kebetulan Lokasi Stasiun Labi-Labi itu berada dekat dengan hamparan Sungai (kali) yang membelah kawasan Peunayong dan beberapa kawasan di Banda Aceh.
Pada suatu hari, ketika Saya sedang jalan kaki menyusuri pinggiran sungai menuju Masjid Raya Baiturrahaman, terlihatlah kerumuman orang-orang yang sepertinya sedang serius melihat ke bawah sungai.
Rame-rame ngeliat ke bawah sungai
Rasa penasaran pun muncul, “Ada apa ya ?? kenapa banyak sekali orang yang ngeliat ke bawah sungai ??” dan Ketika semakin dekat, terlihatlah dua buah perahu yang digabung menjadi satu.
Semakin dekat lagi, terlihatlah katrol berukuran besar.
Tapi itu semua belum bisa menjawab pertanyaan “Ada apa ya ??” kenapa orang-orang serius sekali ngeliat ke bawah sungai ??” dan ketika Saya sudah benar-benar dekat dengan “Tempat Kejadian” barulah pertanyaan itu terjawab…
Ketika saya melihat sebuah mobil ditarik ke atas pinggiran sungai, tanpa berpikir panjang dan tanpa banyak bertanya-tanya, saya sudah bisa langsung menebak, “ini pasti sampah-sampah peninggalan Tsunami !!”.
Pada awalnya Saya tidak terlalu tertarik untuk ngeliatin Sampah-Sampah tsunami ditarik dari sungai. Karena pada waktu itu saya pikir, “Ahh… itu paling cuma satu buah mobil yang kebetulan terserat arus Tsunami ke sungai aja..”.
Tetapi ternyata dugaan saya salah besar, karena ketika keesokan harinya Saya lewat di tempat yang sama dan “Tim Pemburu Sampah Tsunami” pun kembali berhasil mendapatkan sampah-sampah lainnya..
Hari berikutnya Sebuah Genset berhasil ditarik
Hari berikutnya Sebuah Mobil
Hari berikutnya lagi kerangka mobil
Dan begitu pun hari-hari berikutnya…
Tidak terbayang sebelumnya oleh Saya, kalau sampah-sampah tersebut ternyata jumlahnya sangat banyak, ketika pertama kali Saya melihat mobil ditarik dari sungai saya pikir itulah pertama dan terakhir kalinya Saya ngeliat mobil ditarik dari sungai. Tapi ternyata saya telah salah menilai :(
Entah sampai kapan Tim ini akan selesai dengan pekerjaannya, karena tampaknya setiap kali saya lewat pinggir sungai ini, ada saja temuan-temuan terbaru dari Tim Pemburu Sampah Tsunami.
Bisnis Sampah Tsunami
Selain membersihkan sungai dari Sampah-sampah Tsunami, ternyata kegiatan bersih-bersih sungai ini juga mempunyai nilai bisnisnya loh ! Saya sendiri pernah liat ketika sebuah becak yang telah rusak ditimbang untuk nantinya di jadikan sebagai besi tua..
Bapak yang ini sedang bernegosiasi dengan para peminat becak
Akhirnya becak pun ditimbang untuk diukur berapa kilo.., waktu itu saya hanya dengar-dengar sedikit dan kalo tidak salah beratnya sekitar 150 kilo, namun sayangnya saya tidak berhasil mendapatkan berapa harga akhir-nya, karena waktu itu sudah mau maghrib jadi terpaksa deh keburu cabut ke Masjid Raya Baiturahman.. Jadinya ngga ada waktu untuk menunggu sampai keluar berapa becak itu jadi dijual..
Becak sedang ditimbang
Tapi yang pasti keuntungan tidak hanya dari becak saja…
kayaknya lagi dapet untung besar nih..
Disangka Wartawan
Ada kejadian yang cukup ‘menggelitik’ saya, yaitu ketika saya sedang sibuk dengan mem-foto-foto Sampah Becak tersebut, pada saat itu salah seorang yang ikut menimbang becak melihat saya sedang mengabadikan kegiatan menimbang sampah, dan beliau pun langsung berkata kepada saya yang kurang lebih seperti ini “Lon Bek Tameng Koran Beh!!” (artinya kira-kira : “Saya jangan dimasukkin ke Koran ya”..) mendengar itu, saya pun hanya tersenyum+tertawa dikit dan menjawab “hana bang!!” (artinya : ngga bang !!)
Tapi kalo masuk Blog boleh kan Bang ?? :)
Subscribe to:
Posts (Atom)