“ Sesuai janji saya sebelumnya, sekarang saatnya keluar dari ‘dapur’ rumah, untuk jalan-jalan sedikit di Desa Rambong :) “
---
---
Misi jalan-jalan kali ini dikhususkan untuk ‘studi wisata’ tentang “Rumoh Aceh” (rumah tradisional masyarakat Aceh) tentunya saya tidak akan menjelaskan secara lengkap dan detail tentang Rumoh Aceh di posting ini, mengingat pengetahuan saya tentang Rumoh Aceh masih sangat minim.
Jadi…Sesuai dengan judulnya “3 Versi Tata peLetakan Rumoh Aceh” (judul yang aneh..) saya ingin menyampaikan hasil “studi wisata” di Desa Rambong yang ada hubungannya dengan “Bagaimana orang Aceh meletakkan Rumah Tradisionalnya di Era keKiniaan” (kok mirip-mirip judul skripsi ya…??)
1. Rumoh Aceh menjadi satu-satunya Rumah.
Walaupun sekarang zamannya rumah beton, tapi bagi sebagian masyarakat Aceh, Rumoh Aceh yang terbuat dari kayu dan beratapkan daun rumbia tetaplah menjadi pilihan utama, biasanya hal ini terjadi karena memang dari sang pemilik rumah adalah para sesepuh yang masih memegang kuat tradisi dan memang tinggal dan hidup di pedesaan. Dan kemungkinan kedua adalah biasanya si pemilik rumah tidak memiliki kemampuan finansial untuk membuat rumah dari Beton, sehingga Rumoh Aceh yang tidak memakan biaya mahal menjadi pilihan..
2. Rumoh Aceh yang ditempel (bersatu) dengan rumah Beton
Biasanya model seperti ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya faktor ekonomi dari si pemilik Rumoh Aceh, sehingga dengan kemampuan finansial yang cukup, si pemilik rumah dapat membuat rumah baru yang berbahan beton, namun karena si pemilik rumah masih memiliki perasaan ‘cinta’ dengan Rumoh Acehnya, ditempel-lah rumah Beton dengan Rumoh Aceh sehingga menjadi satu rumah.
3. Rumoh Aceh terpisah dengan rumah beton (belum punya foto-nya)
Maksudnya terpisah disini adalah dalam satu halaman ada dua rumah, yang satu rumah dari beton, yang satunya lagi Rumoh Aceh. Nahh kalo ini ada dua kemungkinan.. kemungkinan pertama, ada orang yang awalnya tinggal di Rumoh Aceh, dan pada saat kebetulan ada rezeki, akhirnya dibuatlah rumah beton, tapi tidak ditempel dengan Rumoh Aceh, melainkan dibuat bersebelahan dengan Rumoh Acehnya.
Kemungkinan kedua, awalnya ada orang yang sudah punya rumah beton, dan kebetulan ada rezeki dan memiliki keinginan punya Rumoh Aceh dengan alasan “belum lengkap jika orang Aceh tidak punya Rumoh Aceh” akhirnya dibuatlah Rumoh Aceh bersebelahan dengan Rumah Beton… biasanya fenomena ini terjadi pada orang-orang yang secara finansial lebih dari cukup, jadi membuat Rumoh Aceh lebih kepada unsur kepuasan batin dan juga sebagai upaya pelestarian budaya nenek moyang.
Walaupun ‘studi’-nya hanya mengambil sample “Desa Rambong” tapi Insya Allah ini sudah cukup untuk bisa menjelaskan secara singkat tentang bagaimana orang Aceh meletakkan Rumah Tradisionalnya.
Dan untuk pembahasan lebih lengkap tentang rumah Aceh, Insya Allah nanti coba saya lengkapi diposting-posting yang akan datang ya !! *soalnya harus ngumpulin foto-foto dan informasi-informasi yang lebih lengkap & akurat dulu nih :)
14 comments:
eagle suka sama rumah aceh yg bersatu dengan rumah beton
bloger baru yg mencari bloger2 senior. salam kenal dulu kk.
unik sekali rumah aceh asli y...menunjukkan betapa banyak nya keanekaragaman budaya Indonesia..
@Mr.Eagle : Sama saya juga suka yang model itu.. tapi saya lebih suka yang model terpisah :)
@Antocla_x : Wahhh disini ngga pake senioritas kok :) Salam Kenal juga...
@Cempluk : Betul Mas !! biasanya Mas Cempluk suka nyaranin supaya di patenin :)
kemarin2 dah tak coba berkali2 nggak bisa lho, kali om bloggernya lagi ngambek ya? coba lagi kali ini , kali nggak ngambek lagi ^_^
saya suka aneka rumah adat Indonesia, cantik2 sih, dan jarang2blog yg nampilin, dan jarang juga bisa nemui soale org2 pd seneng bikin rumah modern bertingkat2
dicoba lagi ini, moga diterima komentarnya :)
thanks ya dah mampir ^_^
eh, ternyata ga jauh beda ama rumah di kampung halaman ortu saya! :D
(di Sumatra Barat)
uhmmm... apa emang itu rumah adat khas sumatra, ya? ;)
rumah aceh juga mirip2 rumah panggung di palembang...atau mungkin rata2 rumah di daerah sumatra begitu yah???
kalau punya model pertama, jangan diganti. bagus tuh. dirawat aja biar tahan lama. biasanya rumah tradisional punya bahan berkualitas yang cukup awet untuk melawan waktu.
rumahnya asyik (no.2), bagus, pingin banget punya yang kayak gitu. Multi fungsi, bawah bisa jadi tempat parkir atau sekedar santai di sore hari.
rumahnya unik, cuman sekarang dah jarang kali ya yg kayak gitu..:)
@Ely Meyer : Alhamdulillah komentarnya diterima :) btw Rumoh Aceh itu bertingkat juga loh :)
@Nilla&IchaAwe : bisa jadi tuh !! emang agak-agak mirip rumah panggung..
@Artja : Emang kayu yang jadi tiangnya itu kuat banget... padahal umurnya dah lamaaa banget !
@Anisa : Bener mba.. emang biasanya banyak yang difungikan buat tempat parkir..
@Yolla Elwyn : Emang kalo dikota-kota dah jarang, tapi kalo didesa-desa masih banyak kok :)
salam.....peu haba aduennn?rupanya kita sama orang Rambong ya..oia salah satu foto yg addi blog kamu adalah foto rumah saya,, rumah aceh di gadeng dgn rumha betoonn...nama aku M Jais Rambong,,,di ujung di tambah Rambong biar kereeennn,,,hehehee...saleu meu turie beuh
kapan aduen ambil foto itu? oia gmn kabr di Ikbal meunasah barat..?bagus kali koleksi fotonya ya....trussss kan promosi rambong ya...heheheh...aduuhh aku kok primordial banget sich...hehehe
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Post a Comment